Penulis :
-
Muhammad
Holy Mega S
-
Sufia
Dewi S
-
Dinda
Cindy D.
-
Rinofandin
Aditia
-
Siti
Sunariah
Nb : Semua tim ikut memberikan ide
Narator :
Sufia Dewi S.
Sutradara : Sufia Dewi S.
Tokoh Pemeran
Muhammad Holy Mega S. berperan sebagai
Malin Kundang
Sufia Dewi Supriyono berperan sebagai Ibu dari Malin Kundang (
Bunda )
Dinda Cindy Devina berperan sebagai
istri Malin Kundang (Dewi)
Tri Vina Lovita berperan sebagai adik
istri malin kundang ( Rosita )
Siti Sunariah berperan sebagai adik dari
Malin Kundang (Nurhaida)
Rinofandin Aditia P. berperan sebagai
teman dari Malin kundang (Sultan)
Watak
Malin
Kundang : pintar, keras kepala ,
sombong , pekerja keras , dan durhaka pada orang tua
Bunda : Sabar , penyayang , baik hati ,
dan tegar
Dewi : Mudah terpengaruh dari orang lain
Rosita : Mudah cemburu terhadap saudaranya
sendiri
Nurhaida : Baik hati
dan penyayang
Sultan : Suka menolong , baik hati dan
bijaksana
Pesan Moral : 1. Jangan mudah
pengaruh dengan harta
2. Jangan
melupakan jasa seorang ibu yang tel;ah melahirkan dan membesarkan kita karena ucapan ibu adalah
do’a.
Property :1.naskah
2.tas di ikat dengan sarung
3.uang
4.baju-baju drama
Ringkasan :
di desa terpencil terdapat sebuah
keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan
mengarungi lautan yang luas. Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras.
Tetapi Malin juga nakal. Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk
menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang bernama Sultan. Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di
penduduk desa atau pesara.lalu malin bertemu degan sultan dan diajak oleh sultan
untuk bekerja di luar kota. Sesampainya dirumah, Malin pun
bercerita dan meminta restu pada bundanya,untuk
meminta ijin pergi ke luar kota. Dalam beberapa jam setelah
dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah sampai di kota,mereka terkejut
melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini lalu malin dan
sultan pergi kerumah sultan dan memperkenalkan adiknya.hingga beberapa bilan
malin pada akhirnya menikah dengan dewi,kemudia mereka berbulan madu di suatu
pulau yang mempertemukan malin dengan ibu dan adiknya, namun malin tidak
mengakui ibunya malin dan malinpun dikutuk menjadi batu.
Babak
1
|
di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra
Barat. Dikarenakan kondisi
keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan
tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. namun, Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga Ibunya pun harus
menggantikan posisi Ayah Malin untuk mencari nafkah.
|
1.
bunda
|
: Malin! Dimana kamu?
|
2.nurhaida
|
: Kak Malin baru mencari kayu
dihutan Bunda. Sebentar pula pastilah kak Malin
kembali.
|
3.bunda
|
: Ini sudahlah malam,
kenapa Malin tak segera
pulang , bukankah Jika malam hutan itu menakutkan.
|
4.malin
|
: (dengan tergesa-gesa) Malin pulang Bunda.
|
5.bunda
|
: Darimana saja kamu Malin?
|
6.malin
|
: Mencari kayu, syahadan menjualnya dan Inilah hasilnya (sambil memberikan uangnya)
|
7.bunda
|
: Jika hari menjelang malam kamu
harus pulang malin.
|
8.nurhaida
|
: Sudahlah Bunda. Yang penting kan Kak
Malin sudah sampai
dirumah ini.
|
Babak
2
|
Malin adalah orang yang pintar,
dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal.
Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia
berlayar bersama temannya yang bernama Sultan.
Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara.
|
1.sultan
|
: Hei Malin!
|
2.malin
|
: Ya? (sambil menoleh ke arah Sultan)
|
3.sultan
|
: Aku akan pulang ke
kota. Aku sudah rindu kepada keluargaku disana.
|
4.malin
|
: Wahh, kota kah?
Aku ingin sekali ke
kota.
|
5.sultan
|
: Ehm, sepertinya kalau kamu ikut aku ke kota bisa lin,. Mau tidak kau?
|
6.malin
|
: Boleh saja : Disana banyak pekerjaan bukan?
|
7.sultan
|
: tentu saja. Nanti aku kenalkan pada kedua adikku. Mereka elok-elok lin.
|
8.malin
|
: baiklah.
Kapan kita berangkat tan?
|
9.sultan
|
: Secepatnya lin.
Bagaimana kalau esok
hari? Aku tunggu kau di sini.
|
10.malin
|
: baiklah.
|
Babak3
|
Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada bundanya.
|
11.malin
|
: Bunda,
Malin ingin merantau ke kota dengan Sultan.
|
12.bunda
|
: bunda tak
setuju lin! Bagaimana bisa kau
meninggalkan Bunda dan Nurhaida?
Apa kau tak ingat apa yang telah terjadi pada Ayahmu?
|
13.malin
|
: tak bisa Malin akan tetap pergi esok Bunda!
|
14.nurhaida
|
: (menghapiri) iya kak
malin?
|
15.malin
|
:Aku akan merantau besok dengan Sultan. Dia akan pulang ke kota
|
16.nurhaida
|
: Tapi kak, apakah Kak
Malin tak memikirkan Bunda dan Nur ?
|
17.malin
|
: Aku tak peduli, aku tetap akan pergi ke kota dengan atau
tanpa ijin bunda dan Nur !
|
|
Akhirnya Bunda
setuju. Meski berat namun ia rela
melepaskan Malin pergi merantau
|
Babak
4
|
Dalam beberapa jam setelah
dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah sampai di kota,mereka
terkejut melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini
|
18.malin
|
: waaahhh ini
yang namanya kota
|
19.sultan
|
: iya lin, sudahlah ayo kita kerumahku
|
20.malin
|
: Baiklah
|
|
Beberapa menit mereka tiba dirumah
Sultan
|
21.sultan
|
: inilah rumahku lin, cukup sederhana
bukan
|
22.malin
|
: bagus sekali tan (dengan rasa kagum
di wajah nya)
|
23.sultan
|
: lin kau bisa tinggal disini sampai kau berhasil
mendapatkan uang yang banyak
|
24.malin
|
: terimakasih tan,kau memang sahabatku
|
|
Sultan pun
memanggil kedua adiknya untuk diperkenalkan kepada Malin
|
25.sultan
|
: Wi , Ros
kemarilah
|
26.dewi&rosita
|
: kak Sultan kembali,ada apakah?
(sambil menghampiri Sultan dan Malin)
|
27.malin
|
:siapa gerangan ini tan? (terkejut
melihat perempuan nan elok itu)
|
28.sultan
|
: inilah adik-adikku lin,aku kan
berjanji padamu akan memperkenalkan mereka sesampainya di kota
|
29.malin
|
: ini mereka, Wah benar katamu tan. Mereka
sangat elok
(dengan mata melotot)
|
30.sultan
|
: Ini Malin, teman kak sultan. Malin, ini Dewi dan Rosita
|
31.dewi
|
: (dengan wajah malu) Senang
bertemu dengan kau.
|
32.rosita
|
: Hai ( sambil tersenyum)
|
33.sultan
|
: berkedip lin, sedari tadi melotot
terus
|
34.malin
|
: ah kau ini tan,
|
Babak
5
|
Setelah beberapa bulan Malin tinggal
di kota dan bekerja di tempat ayahnya Sultan,Malin dan Dewi pun saling
menaruh hati,namun Rosita tampak cemburu dengan Dewi.
Ketika Malin
dan Dewi bebicara di ruang tamu
|
35.malin
|
:Dewi kau amat cantik,tak adakah yang
menginginkanmu
|
36.dewi
|
: terimakasih lin, aku bukanlah tak mau
ataupun tak ada,namun aku tak ingin di kecewakan
|
37.malin
|
: lelaki seperti apa yang kau inginkan
Wi?
|
38.dewi
|
: Aku hanya ingin lelaki yang sungguh mencintaiku
dan mampu menafkahiku,tak menelantarkanku lin
|
|
Sebelum Malin
melanjutkan tiba-tiba datanglah Rosita
|
39.rosita
|
: ehm
ehm,rupanya sedang berbicara serius kalian,kak Dewi dipanggil kak Sultan di
dalam! (sambil bermuka sinis)
|
40.dewi
|
: ada apa Ros? Kok sepertinya penting
|
41.rosita
|
: mana aku
mengerti kak,sudahlah sana
|
|
Dewipun
menghampiri sultan di dalam rumah,sultan tampaknya akan berbicara
serius
|
42.dewi
|
: ada apa
gerangan kakakku?
|
43.sultan
|
: apa kau
mencintai Malin Wi,kulihat kalian dekat sekali?
|
44.dewi
|
: kenapa
pertanyaannya seperti itu?
|
45.sultan
|
: kalaupun
iya tak apa Wi,ayah pun setuju,aku tlah berbicara kepada ayah,Malin
seorang lelaki baik,tangguh,pekerja keras
|
46.dewi
|
: Mungkin
kak,Dewi takut Malin tak sama perasaannya denganku
|
47.sultan
|
: baiklah,aku
akan berbicara kepada Malin esok hari,sudah sana kembali Dewi pun keluar dan dia melihat Rosita menguping di
balik pintu
|
48.dewi
|
: kenapa kau
disini?
|
49.rosita
|
: apakah
kakak akan dijodohkan dengan Malin?
|
50.dewi
|
:
sssttttt.....berbicara apa kau Ros,tak lah ! (dengan muka marah dan suara
agak keras)
|
51.rosita
|
: sudahlah
kakak tak usah berbohong,aku mendengarnya di balik pintu tadi,
Dewi tak
berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Rosita
|
BABAK
6
|
Keesokan harinya
sultan menemui Malin
|
52.sultan
|
: lin ada
yang ingin ku bicarakan pada kau
|
53.malin
|
: apa itu
Sultan ?
|
54.sultan
|
: ayahku telah menjodohkanmu dengan Dewi,apakah kau bersedia?
|
55.malin
|
: apa kau tak
salah mengucap,aku akan menikah dengan Dewi?
|
56.sultan
|
: iya lin,aku
bersungguh-sungguh
|
57.malin
|
: aku
bersedia tan,aku memang sudah lama menaruh hati pada adikmu itu.
|
|
Dan setelah
sultan mendengar jawaban Malin,Sultan pun mengatakan ke ayahnya dan kedua
adiknya,Dewi merasa bagia namun tak dengan Rosita , Ros kecewa,patah
hati,namun tak ada yang bisa ros lakukan selain menerima,dan hari pernikahan
Malin dan Dewi pun ditetapkan dan pernikahan itupun terlaksana dengan
meriah,setelah pernikahan itu Malin diberirumah dan harta yang banyak
sehingga dia menjadi orang kaya.
|
BABAK
7
|
Sebermula,Dewi
dan Malin berlayar ke sebuah pulau,yang mungkin ternyata malapetaka baginya
Malin,sesampainya di pulau itu
|
58.dewi
|
: Begitu
indah pulau ini,apa nama pulau ini Lin?
|
59.malin
|
: aku tak tahu,aku tak pernah singgah di
pulau ini (dengan suara ketakutan)
|
|
Malin hanya
berharap tak ada yang melihatnya disini,namun sepertinya itu tak mungkin,dari
kejauhan teryata ada yang melihatnya,sesosok perempuyn tak asing
baginya,perempuan itupun berlari dan mendekatinya
|
60.nurhaida
|
: kaaaakkkk
Maaalliiiiiinnnnnnnnnnnn
|
61.dewi
|
: sepertinya
ada yang memanggilmu Lin
|
62.malin
|
: ah tak
ada,kau salah mendengarnya (keringat dingin bercucuran dikeningnya)
|
63.nurhaida
|
: kak
Malin,ini benarkah kak Malin?
|
64.dewi
|
: dia
mengenalmu Lin,siap dia sebenarnya? (dengan muka kaget)
|
65.malin
|
: aku tak
mengenalnya,sungguh
|
66.nurhaida
|
: ini aku
Nurhaida kak,kenapa kau tak mengingatku,aku adikmu (menangis)
|
67.bunda
|
: Nur ada
apa?
|
68.nurhaida
|
: kak Malin kembali Bunda
|
|
Bunda pun terkejut dan langsung menghampiri mereka bertiga
|
69.bunda
|
: ini anakku
Malin?(sambil menangis senang)
|
70.malin
|
: tidak!!!
Kau siapa ibu tua bangka,aku tak mengenalmu !
|
71.bunda
|
: aku ibumu
nak,aku yang telah mengandung dan melahirkan Malin,apa kau tak ingat?
|
72.malin
|
: Tak
mungkin,tak usah mengarang cerita tua bangka,bundoku telah lama mati
|
73.nurhaida
|
: kak malin
telah lupa kepada kita bunda (sambil
menangis)
|
74.dewi
|
:Malin !
siapa sebenarnya mereka?
|
75.malin
|
: aku tak tahu,aku
tak mengenalnya
|
76.bunda
|
: dasar kau
anak durhaka Malin ! aku bundamu !
|
|
Malin hanya
diam
|
77.bunda
|
: terkutuk
kau Malin,hatimu telah jadi batu !
|
|
Seketika itu
mendungpun datang,petir-petir menyambar,dan petir yang
besarpun menyambar Malin dan akhirnya malin menjadi batu.
|
bagus bgt,izin make kk
BalasHapus